Ada beberapa persiapan harus dilakukan bagi para calon mempelai.
Pertama, soft ware-nya, yakni qolbu kita yang harus selalu yakin kepada
Alloh. Karena yang bisa menimbulkan orang stress, tidak menerima
kenyataan, sekali-kali bukan karena masalahnya. Melainkan karena
keyakinan dia yang lemah kepada Alloh. Kita harus sadar sesadar-sadarnya
bahwa diri kita ini milik alloh. Calon istri kita milik Alloh. Yang
mengetahui segala perasaan yang ada pada diri kita adalah Alloh. Yang
memerintahkan kita menikah adalah Alloh. Pernikahan terjadi juga dengan
ijin Alloh. Bahkan kebahagiaan yang kita raih pun adalah karena
pertolongan Alloh .
Jadi, kuncinya adalah Alloh. Kalau kita tidak yakin kepada Alloh, kita
tidak akan mendapatkan kuncinya. Alloh-lah yang menjanjikan kita
berpasang-pasangan. Alloh-lah yang menyuruh kita menikah. Dan nikah itu
ibadah, sedang Alloh menyuruh kita ibadah. Kita tidak usah merasa
ragu-ragu lagi. Maka kembalikan segalanya kepada Alloh. Kita tidak boleh
suudzan . Sedikit pun. Tidak boleh merasa rendah diri karena penampilan
kita yang kurang menarik orang tua miskin, pendidikan rendah. Kalau
kita merasa demikian, berarti kita telah menghina Alloh, sebab wajah
kita bukan milik kita, semuanya milik Alloh.
Kedua,tingkatkan kepribadian kita supaya disukai Alloh. Perbaikilah
apapun yang dapat kita lakukan ; akhlak kita, perbuatan kita , tingkah
laku kita. Jagalah pandangan, bergaulah dengan lawan jenis dengan cara
yang disukai Alloh. Tidak usah sibuk dengan penampilan yang dibuat-buat
seperti, mejeng dan ngeceng. Sebab, sesungguhnya tidak ada yang luput
dari pandangan Alloh. Apa pun yang kita perbuat pastilah disaksikan-Nya.
Maka,meningkatkan kualitas diri supaya disukai Alloh adalah hal paling
penting.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya, kita harus latihan meningkatkan
kedewasaan. Karena untuk membangun rumah tangga tidak cukup hanya dengan
keemauan, keinginan dan uang. Rumah tangga adalah samudera masalah.
Kadang-kadang kita merasa bahwa dialah yang paling cantik di dunia. Tapi
setelah menikah, tidak jarang orang merasa betapa dunia banyak yang
cantik, kecuali istrinya. Hal ini harus dikendalikan dengan kedewasaan.
Jangan sampai kita tergelincir dan jatuh ke jurang maksiat hanya karena
masalah seperti ini. Belum lagi dengan masalah lain yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan sengketa.
Mertua kita, adik ipar kita yang tinggal serumah dengan kita, bahkan
anak kita sendiri yang masih bayi, misalnya semua bisa berpotensi untuk
bermasalah kalau kita tidak dewasa dan arif menghadapinya. Hanya dengan
kedewasaan dan kearifanlah semua masalah bisa diselesaikan. Seorang
suami yang tidak matang tidak dewasa, tidak arif, ia lebih banyak
menambah masalah daripada menyelesaikan masalah.
Ketiga, persiapan ilmu, terutama ilmu agama, kita akan bisa beribadah
dan beramal dengan benar. Dan Alloh pun siap menolong kita, kalau kita
beribadah dan beramal dengan benar Ilmu agama penting dikuasai supaya
kit tahu standar yang benar. Kita pelajari rumah tangga Rasulullah SAW.
Karena memang hanya rumah tangga beliaulah yang menjadi acuan yang tepat
dalammenegakan menegakan keluarga Islami. Kita dapat bercermin dari
sejarah rumah tangga beliau. Ketika ia pulang ke rumah malam hari, lalu
ketika pintunya diketuk tidak ada juga yang menyahut karena istrinya
tertidur. Rasulullah tidak berani membangunkan. Akhirnya ia berbaring di
depan pintu. Kita mungkin belum bisa seperti itu. Tetapi paling tidak
kita memiliki standar yang jelas
Keempat, belajarlah ilmu umum, seperti ilmu kesehatan, ilmu merawat
tubuh, cara memahami wanita (bagi suami). Bagaimana menghadapi istri
saat menjalani ngidam, saat kehamilan, saat melahirkan dan lain
sebagainya. Begitu pun istri harus memahami bagaimana prilaku suami,
bagaimana emosinya, bagaimana karakternya. Maka, belajar ilmu psikologi
yang banyak berkaitan dengan hal-hal seperti ini sangat diperlukan.
Kelima, persiapkan dan tingkatkanlah keterampilan. Seperti keterampilan
menata rumah, mencari tambahan penghasilan, memasak, keterampilan
menekan biaya hidup dan lain-lain. Hal ini perlu sdilakukan baik oleh
calon suami , maupun oleh calon istri. Sebab setelah menikah bagi
keduanya masingmasing berpeluang berpisah. Suami harus berpikir misalnya
bahwa ajal siap datang menjemput kapan saja. Maka ketika istrinya
meninggal duluan jangan sampai kelabakan karean tidak bisa menggantikan
peran istrinya. Begitu pun bagi istri ia harus ditinggal suaminya. Maka
ia harus siap memberi nafkah keluarga dengan meningkatkan keterampilan
menambah penghasilan
Begitulah persiapan-persiapan yang harus ditempuh bagi kaum laki-laki
dan perempuan yang sudah berniat berumah tangga. Bagi mereka yang telah
maksimal mempersiapkannya, insya Alloh masalh apa pun yang dihadapi
tidak akan membuat mereka goyah. Mereka akan tetap tegar dan yakin bahwa
Alloh akan menolongnya. Ingat firman Alloh berikut ini : “ Dan
nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang
yang layak (nikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka
miskin, Alloh akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Alloh Maha
Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nuur ayat 32). Nah,
sudah seperti itulah persiapan anda. Wallahu a`lam.
|
ssssssssssss