Keagungan Warisan Leluhur
UPACARA SIRAMAN
Upacara siraman dilaksanakan satu hari sebelum
upacara ijab. Kata siraman mengandung arti memandikan calon pengantin
yang disertai dengan niat membersihkan diri agar menjadi bersih dan suci
lahir dan batin. Jika dahulu upacara siraman dilakukan pagi hari
sekitar pukul 10.00, sekarang ini upacara tersebut dilakukan sore
sekitar pukul 16.00. Tujuannya supaya bisa langsung dilanjutkan dengan
upacara midodareni.
UPACARA NGERIK
Upacara ngerik yaitu menghilangkan wulu kalong
(bulu-bulu halus) yang tumbuh di sekitar dahi agar tampak bersih dan
wajahnya bercahaya. Upacara ini bertujuan agar calon pengantin
sungguh-sungguh bersih lahir dan batin, serta sebagai simbol membuang
sebel (sial).
UPACARA MIDODARENI
Upacara midodareni dilaksanakan pada sore hari
menjelang akad sekitar pukul 18.00 sampai pukul 24.00 usai siraman dan
ngerik. Calon pengantin putri tidak diperkenankan tidur dan keluar dari
kamar pengantin. Calon pengantin mengadakan tirakatan, didampingi
orangtua dan para sesepuh. Tirakatan bertujuan agar calon pengantin
berlaku prihatin dan berlatih mengendalikan diri, diiringi permohonan
kepada Tuhan agar melimpahkan anuerah-Nya, sambil menunggu turunnya Sang
Bidadari yang cantik dan tinggal di kahyangan, tepat pukul 24.00.
UPACARA IJAB
Keesokan harinya baru dilakukan upacara ijab atau
akad nikah. Dengan dilaksanakannya ijab, maka kedua mempelai resmi
menjadi suami istri.
Upacara panggih merupakan puncak dari rangkaian upacara adat perkawinan.
Rangkaian acara yang ada dalam upacara panggih meliputi penyerahan
sanggan yang lazim disebut tebusan, keluarnya mempelai wanita dari kamar
pengantin yang didahului kembar mayang, lempar sirih atau
balang-balangan suruh, wijikan dan memecah telur. Kemudian kedua
pengantin berjalan bergandengan kelingking menuju pelaminan, Kacar-kucur
atau tampa kaya, Dhahar klimah, penjemputan orangtua mempelai pria atau
besan, dan terakhir dilakukan sungkeman.
Categories:
ARTIKEL